SAMPANG, iNews.id - Jelang Idul Adha 2025, bisnis tusuk sate memperlihatkan tren positif. Itu juga yang dialami Hoirul di Sampang, Madura.
Sejak merintis usahanya pada 2015, Hoirul kini mampu memproduksi hingga 1.000 tusuk sate setiap hari dan menjual produknya hingga ke luar pulau, seperti Bogor dan Banyuwangi.
Dalam proses produksinya, Hoirul menggunakan bambu sebagai bahan baku utama. Untuk sekali produksi, ia menghabiskan bambu dengan modal senilai Rp950 ribu. Tusuk sate yang dihasilkan kemudian dikemas dalam bungkus, satu bungkus berisi 900 tusuk dan dijual seharga Rp12 ribu.
"Biasanya saya bisa mengirim sampai 23 sak per hari. Satu sak itu berisi 60 bungkus," ujar Hoirul saat ditemui di rumah produksinya, Selasa (3/6/2025).
Dengan sistem distribusi yang sudah menjangkau berbagai kota besar di luar Madura, usaha Hoirul tidak hanya menopang perekonomian keluarga, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. Produknya dikenal karena kualitas dan ketahanan bahan bambu yang digunakan.