“Kami percaya, akses kredit yang sehat harus dimulai dari pemahaman yang realistis terhadap kondisi keuangan pengguna. Banyak orang sebenarnya ingin tertib secara finansial, tapi sistem yang rumit dan tidak berpihak justru membuat mereka terjebak,” ujar Head of Operations Honest Card, Panji Puntadewa dalam keterangan persnya dilansir, Jumat (30/5/2025).
Pendekatan yang fokus pada kontrol mandiri dan edukasi pengguna terbukti menurunkan angka keterlambatan pembayaran hingga 24 persen sejak fitur-fitur adaptif diluncurkan. Bahkan, 30 persen pengguna rutin melunasi seluruh tagihan bulanannya secara penuh, menandakan adanya perubahan perilaku positif dalam penggunaan kredit.
Kredit seharusnya dimanfaatkan sebagai alat membangun profil finansial yang sehat, bukan sekadar ajang pamer atau pemuas hasrat konsumtif. Sayangnya, banyak milenial yang tergoda mengejar gaya hidup mewah tanpa menyadari konsekuensi finansial jangka panjangnya.
Kebiasaan belanja impulsif ditambah kemudahan akses kredit menjadi kombinasi yang memicu gagal bayar kredit secara masif. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berdampak pada sulitnya akses terhadap layanan keuangan formal seperti pinjaman, KPR, atau pembiayaan kendaraan.
Penting bagi generasi muda untuk membentuk mindset baru yang lebih sadar dan bertanggung jawab dalam menggunakan fasilitas kredit. Literasi keuangan harus menjadi bagian dari gaya hidup, bukan sekadar pilihan opsional.
"Kampanye edukatif seperti JujurAja menjadi langkah strategis dalam mendorong budaya finansial yang lebih sehat di kalangan milenial. Mendorong keterbukaan terhadap kondisi keuangan pribadi dan pentingnya manajemen kredit, kampanye ini memperkuat semangat Anti-Galbay sebagai fondasi keuangan yang tangguh," kata Panji.