Sementara itu, Halim, Owner PT. Terang Cahaya Abadi Sejati sekaligus brand Ostrich Carpet mengatakan, sejak 1989, perusahaan ini hadir untuk mendaur ulang sampah fashion menjadi berbagai macam produk. Salah satu adalah Ostrich Carpet.
"Dibuat secara lokal sejak 1990 di kota Bandung, Ostrich Carpet selama puluhan tahun telah memberikan ‘nyawa tambahan’ kepada sampah fashion di Indonesia dengan menghasilkan karpet hasil daur ulang yang terinspirasi dari budaya, alam dan seni rupa," ujar Salim.
"Selain memberikan desain dengan pola yang menarik, kami juga berfokus supaya harga bisa sangat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat,” ujar Halim.
Dia menambahkan, walaupun menggunakan material daur ulang, karpet ini didesain untuk bertahan dari generasi ke generasi. Kain nonwoven menjadi pilihan material untuk karpet dan yang dipilih merupakan material yang terbaik di kelasnya. Di mana kain nonwoven memiliki opsi yang baik dan menguntungkan sebagai dekorasi rumah dibandingkan bahan kain yang lain.
Salim menjelaskan, untuk merawat karpet daur ulang ini juga mudah. Menurutnya, Ostrich Carpet berbahan dasar nonwoven, ini tidak berbulu. Jadi tidak perlu khawatir takut alergi bulu. "Namun debu tidak bisa kita hindari, bila karpet terlihat berdebu, bisa menggunakan vacum cleaner untuk mengangkat debu nya," kata dia
Adapun tips untuk membersihkan karpet daur ulang ini adalah, bila karpet terkena noda, gosok halus menggunakan sikat dengan sabun tanpa pemutih. Lalu bilas dan jemur. Tidak disarankan untuk dicuci menggunakan mesin.
"Karpet identik dengan kaki, yang artinya sering diinjak. Terkadang ini juga bisa menimbulkan aroma tidak enak. Solusinya adalah taburkan bubuk kopi yang belum diseduh ke seluruh permukaan karpet, dan tunggu beberapa saat untuk kopi menyerap aroma tidak sedap, lalu gunakan vacum cleaner untuk mengangkat bubuk kopi," kata dia.