Dinamakan demikian karena ketika seorang anak lahir, sang ibu akan bersenandung dan membisikkan lagu yang unik untuk sang anak. Lambat laun sang anak menjadi akrab dengan lagu tersebut, sehingga akan menjadi nama panggilannya.
Ibu-ibu dari Kongthong mengatakan bahwa setiap nada tertentu keluar dari lubuk hati terdalam yang juga menunjukkan kegembiraan dan cinta untuk sang anak. Lalu ketika sang anak telah dewasa, ia akan menciptakan lagu namanya sendiri untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga dan penduduk desa lainnya.
Jika berkesempatan berkunjung ke Kongthong, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan berupa rumah-rumah warga yang ditutupi oleh pohon kacang kumbang. Desa tersebut juga tidak tersentuh oleh dunia modern dan melanjutkan hidup dengan bercocok tanam serta berburu di hutan.
2.Desa Kuşköy, Turki
Kuşköy adalah sebuah desa di kawasan Laut Hitam Turki, yang terletak di provinsi Giresun. Desa ini dihuni oleh penduduk yang menggunakan ‘bahasa burung’ sebagai alat komunikasi atau dalam bahasa Turki disebut ‘Kuş Dili’.
Bersiul di desa tersebut sudah dilakukan sejak lebih dari sekitar 4 abad silam dan tradisi ini masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Topik yang dibicarakan biasanya berupa undangan untuk minum teh, membantu pekerjaan, memberi tahu tetangga saat gerobak panen akan datang, atau pengumuman pemakaman, kelahiran, dan undangan pernikahan.