JAKARTA, iNews.id - Terdapat sejumlah tempat wisata di Bandung dari zaman penjajahan Belanda. Sebelum seperti saat ini, tempat-tempat tersebut memiliki peran penting dalam aktivitas pemerintahan kolonial di Indonesia.
Karena merupakan peninggalan penjajah Belanda, maka arsitektur dari bangunan yang kini jadi tempat wisata tersebut mempunyai gaya vintage. Tak heran jika deretan tempat ini kerap dijadikan lokasi untuk hunting foto oleh para pengunjung.
Adapun lima rekomendasi tempat wisata di Bandung bernuansa kolonial Belanda adalah sebagai berikut.
Gedung yang terletak di Jl. Diponegoro No.22, Citarum, Kec. Bandung Wetan ini seolah menjadi ikon kota Bandung. Di zaman penjajahan Belanda, gedung tersebut berfungsi sebagai kantor Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan.
Namun sekarang, Gedung Sate digunakan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat. Selain itu, terdapat pula museum dengan wahana virtual reality yang membuat pengunjung seakan-akan naik balon udara mengelilingi Gedung Sate.
Gedung Merdeka atau yang bernama Societeit Concordia saat penjajahan Belanda ini dulunya dibangun seiring dengan rencana pemindahan Ibu Kota Hindia Belanda dari kota Batavia. Lalu pada masa Presiden Soekarno atau lebih tepatnya tahun 1955, gedung tersebut dijadikan sebagai tempat pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika.
Kini, kamu bisa mengunjungi museum Gedung Merdeka yang menyajikan beragam koleksi yang digunakan saat Konferensi Asia-Afrika. Bentuknya yang estetis juga membuat gedung ini kerap dijadikan lokasi untuk berfoto.
Museum Mandala Wangsit Siliwangi bisa dikunjungi di Jalan Lembong Nomor 38, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Di sana, terdapat berbagai koleksi senjata yang pernah digunakan oleh Pasukan Kodam Siliwangi.
Tak hanya berupa senjata militer, terdapat pula senjata tradisional di dalam museum tersebut. Jika menilik pada sejarahnya, bangunan ini dulunya difungsikan sebagai tempat tinggal para perwira Belanda.
Dulunya, gua Belanda berfungsi sebagai tangki untuk menyimpan cadangan air saat musim kemarau kemudian beralih menjadi stasiun radio milik Belanda saat Perang Dunia II. Namun kini, tempat tersebut digunakan sebagai tempat wisata yang terletak di kawasan Taman Hutan Raya Djuanda di Dago.
Biasanya, pengunjung akan menjadikan gua Belanda sebagai lokasi uji nyali. Terdapat pemandu yang bisa disewa agar tidak tersesat di dalam gua.