Melalui kemitraan dengan kelompok tani, Agradaya hingga kini telah berhasil memproduksi berbagai produk olahan rempah-rempah seperti kunyit, jahe, temulawak, cengkeh, kapulaga, dan lainnya untuk dihasilkan dalam bentuk essential oil, herbal drink dan ekstrak Power.
Pengembangan pun terus dilakukan dengan menjadi berbagai minuman yang kerap jadi favorit milenial. Seperti turmeric latter, chocolate ginger, serta perpaduan kopi, susu dan kunyit.
Namun yang paling menarik adalah bagaimana Agradaya membangun kemitraan dengan petani lokal dengan memberikan pelatihan dan pendampingan sehingga posisi tawar para petani semakin meningkat. Mulai dari pola pertanian alami (organic farming) dan manajemen lahan kepada petani binaan, serta pemanfaatan teknologi solar dryer house untuk melakukan pengeringan bahan-bahan rempah.
Dengan demikian rempah-rempah yang dihasilkan para petani memiliki nilai tambah serta nilai jual yang semakin tinggi.
"Di Agradaya, konsep sustainable agriculture diimplementasikan. Mulai dari teknologi, sampai business process, kerjasama dengan para petani dan yang paling penting pelestarian dan peningkatan value dari herbal dan spices Indonesia," kata Angela.
Bagi wisatawan yang tertarik juga bisa merasakan berbagai produk olahan rempah Agradaya di Warung Murakabi Minggir. Atau juga bisa mendapatkannya di lokapasar (marketplace).
"Kehadiran Agradaya dapat memperkuat wellness tourism yang kini tengah digenjot pemerintah, terutama di masa pandemi saat ini yang tumbuh dan diminati banyak wisatawan. Pariwisata kesehatan menjadi salah satu pilihan yang diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan dan devisa negara," kata Angela.