Dia melanjutkan, saat ini anak-anak muda Indonesia merupakan penggerak dari industri ekonomi kreatif. Sebab, industri ekonomi kreatif digerakkan oleh konsumsi dan inovasi oleh anak-anak muda Indonesia.
"Saat ini dari 200 juta masyarakat di Indonesia, 70 persen ada di usia produktif yakni mereka yang ada di rentang usia 15-64 tahun, dan 54 persen dari populasi kami terdiri dari Gen z dan milenial," katanya.
Angela Tanoesoedibjo yang juga Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Ekonomi Digital & Kreatif ini melanjutkan, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan banyak implementasi kebijakan terhadap ekonomi kreatif tahun lalu. Di antaranya adalah memberikan dukungan pada hak kekayaan intelektual, marketing, infrastruktur, dan insentif.
Regulasi ini dibuat untuk meningkatkan kualitas hak kekayaan intelektual, sumber dari kreativitas manusia yang didasarkan pada kebudayaan, warisan, sains, dan teknologi. "Ini tentunya merupakan stimulan insentif buat sektor ekonomi kreatif," ujarnya.
Dia mencontohkan, dukungan terhadap industri musik di mana pemerintah berupaya membuat database hak cipta serta memperbaiki sistem koleksi dan distribusi. Selain itu, pemerintah juga berupaya memudahkan regulasi atau izin penyelenggaraan acara dengan cara melakukan digitalisasi izin penyelenggaraan acara.
"Kami percaya ini akan meningkatkan volume dan kualitas acara musik, seni, olahraga dan lainnya yang terkait dengan even-even ekonomi kreatif di Indonesia," katanya.