Tentunya, dari cerita tersebut, menimbulkan beberapa persepsi tentang kemistisan Curug Gua Lumut. Sebagian masyarakat yang tinggal tidak jauh dari lokasi, sering mengalami kejadian-kejadian aneh saat matahari mulai terbenam. Banyak yang mendengar segerombolan orang mandi dan memainkan musik tradisional Sunda yang menggema begitu jelas di sekitar kampung. Padahal, lokasi ini hanya beroperasi dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB.
"Kalau habis Magrib, warga masih suka mendengar kerumunan orang yang sedang bermain degungan, jaipong, atau bunyi kereta kencana. Pas kita cek ke lokasi ternyata kosong tidak ada apa-apa di sana," tuturnya.
Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan, ada beberapa orang yang masuk ke dalam gua, tetapi sampai saat ini belum kembali keluar. Ketika diselidiki, tidak ditemukan apa-apa di dalam gua. Kalau kita lihat dari luar, gua tersebut tidak tampak dalam, namun cenderung gelap seperti tertutup tanah.
"Waktu itu ada enam orang kalau tidak salah, masuk ke dalam gua. Sudah diberitahu warga, tapi mereka nekat. Akhirnya, sampai saat ini belum juga ditemukan. Hampir lima tahun kejadian itu, entah memang sudah keluar atau belum, kita tidak ada yang tahu," ujarnya.
Selain kisah mistis yang terjadi, Hendra dan warga lainnya meyakini, air terjun tersebut memiliki khasiat yang sama seperti Curug Cigamea dan Curug Pangeran. Dia menuturkan, kepercayaan masyarakat sekitar adalah tentang khasiat air terjun. Apabila ada seseorang susah jodoh dan mandi di sana, akan segera mendapatkan jodoh.
"Aliran curug ini satu tempat, yakni dari Curug Pangeran, turun ke Curug Kondang, turun ke Curug Gua Lumut, dan terakhir ke Curug Cigamea. Semua itu satu aliran. Karena itu, Curug Gua Lumut memiliki khasiat yang sama seperti Curug Cigamea dan Curug Pangeran," tuturnya.