Sandiaga mengungkapkan, kapal pinisi satu ini berbeda dengan kawasan lainnya, karena letaknya berada di dataran tinggi. Hal inilah yang akan menjadi perhatian khusus, mengingat dari aspek keselamatan yakni CHSE yaitu Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
"Tapi sekali lagi, kita harus bekerja sama dengan seluruh lintas dan dinas terkait agar aspek keselamatan dijaga. CHSE-nya sedang dipastikan, sebelum Agustus mereka beroperasi. CHSE-nya harus bersertifikasi," katanya.
Sandiaga mengakui, keberadaan kapal pinisi di Danau Toba ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Maka dia mengimbau ada teknologi khusus sehingga mengimbanginya, mengingat letaknya ada di dataran tinggi atau pegunungan yang mana dari kondisi cuaca akan berbeda.
Kemudian, Sandiaga menyebut, kapal pinisi di Danau Toba ini didesain khusus. Salah satunya memiliki penyeimbang, seperti yang ada di kapal nelayan, sehingga nantinya kapal dapat berjalan dengan baik, serta membuat para penumpangnya merasa nyaman.
"Biasanya di laut lebih ringan, ini ada di dataran tinggi (mungkin) lebih berat. Makanya harus ada tambahan kearifan, dan tambahan teknologi untuk saling memastikan, supaya tidak ada guncangan," kata dia.
Kapal Pinisi Kenzo memiliki berbagai fasilitas seperti empat kamar tidur yang dilengkapi toilet di dalamnya. Terdapat juga dua toilet di luar kamar dan bar yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk memesan makanan dan minuman.
Oleh karena itu Sandiaga berharap, kehadiran Kapal Pinisi ini bisa menarik lagi jumlah wisatawan baik dari dalam negeri, maupun wisatawan mancanegara (wisman).
"Kapal Pinisi Kenzo memiliki berbagai fasilitas seperti empat kamar tidur yang dilengkapi toilet di dalamnya. Terdapat juga dua toilet di luar kamar dan bar yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk memesan makanan dan minuman," kata dia.