Kemudian, melintasi Pulau Adonara. Sewa mobil jadi cara yang tepat menuju ke Meko. Lantaran minimnya transportasi umum dan jauhnya perjalanan menjadi alasan. Butuh waktu sekitar dua jam untuk sampai di Dusun Meko. Di dusun Meko dihuni oleh suku Bajo yang mata pencahariannya sebagai nelayan. Mereka hidup sehari-hari dari hasil tangkapan ikan. Dengan menggunakan sampan kecil, mereka menebar jaring untuk menangkap ikan.
Warga dusun di sana bisa mengantarkan Anda ke Pasir Timbul Meko. Anda dapat menyewa perahu nelayan lokal dengan harga Rp400.000 pulang-pergi. Dalam perjalanan menuju pulau itu, Anda akan disuguhi pemandangan yang tak kalah indah.
Di sana, Anda akan melintasi Laut Meko yang airnya sangat jernih. Sepanjang jalan Anda akan melihat terumbu karang warna-warni. Sementara selama perjalanan akan disuguhi panorama yang indah. Jika melihat ke belakang akan melihat Ile (Gunung) Boleng. Di sisi kiri dan kanan ada Bukit Sandosi dan Lembata. Sementara di depan, ada gunung api.
Secara aksesibilitas, menuju Pasir Timbul Meko bisa melalui Kota Larantuka yang bisa dijangkau dengan dua penerbangan dari Kupang, pada Pagi hari menggunakan Trans Nusa dan Sore hari menggunakan Wings Air. Via Maumere dengan menempuh perjalanan darat empat jam bisa menjadi alternatif perjalanan ke Larantuka.
Terkait amenitas atau fasilitas pendukung pariwisata seperti hotel dan restoran yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan juga sudah tumbuh berkembang. Di Kota Larantuka sudah tumbuh hotel-hotel bahkan homestay.