JAKARTA, iNews.id – Tidak dapat disangkal Covid-19 memiliki dampak yang menyerang hampir setiap sektor di seluruh dunia, terutama industri hotel dan pariwisata sebagai sektor industri paling terpukul. Ketidakpastian yang datang seiring dihentikannya aktivitas perjalanan berdampak sangat keras kepada hotel, operator tur, maskapai, dan berakhir pada jutaan karyawan terlunta-lunta dalam kegelapan tanpa tahu kapan wisatawan internasional akan kembali.
Bagi banyak negara, pasar pariwisata internasional merupakan sumber pendapatan yang fundamental, tidak terkecuali Indonesia. Pembatasan perjalanan yang diberlakukan di perbatasan antarnegara membuat banyak hotel di Indonesia hanya bisa bergantung pada pasar perjalanan domestik selama dua tahun ke belakang.
Untuk hotel di destinasi seperti Bali, hal ini merupakan tantangan besar karena pulau ini sangat bergantung pada pasar wisatawan internasional terutama untuk mendukung sektor pariwisata lokal. Dengan tidak adanya wisatawan internasional, hotel di seluruh pulau harus mengubah strategi pemasaran demi bisa menarik perhatian wisatawan lokal, yang bagi sebagian hotel merupakan sesuatu yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Setelah dua tahun menghadapi tantangan akibat pandemi, Indonesia kini mengalami peningkatan pesanan tertinggi dari tamu internasional sejak Februari 2020. Kesimpulan ini diambil dari data yang dikumpulkan SiteMinder, platform perdagangan hotel terbuka sekaligus terkemuka di dunia.
Berdasarkan World Hotel Index dari SiteMinder, dilihat dari indikator utama reservasi hotel dan tren kedatangan tamu secara global menunjukkan bahwa pada bulan Agustus 47 persen pemesanan datang dari wisatawan internasional yang mengarah pada hotel-hotel di Indonesia. Ini sebuah tren yang tercatat telah meningkat sejak Februari 2022 ketika pembatasan wisatawan dilonggarkan. Dibandingkan sebelum pandemi, volume pemesanan ke hotel-hotel Indonesia berdasarkan data dari SiteMinder saat ini berada di level 88 persen dari 2019, naik dari level terendah hanya 7 persen dari level 2019 pada April 2020.
Merespons data yang menunjukkan pemulihan pasar, Market Vice President SiteMinder untuk kawasan Asia Pasifik, Bradley Haines, mengatakan, ketergantungan yang kuat pada perjalanan internasional, sektor akomodasi Indonesia adalah dampak dari pergerakan global yang terbatas ini selama lebih dari beberapa tahun terakhir. Namun, pola yang diwakili dalam data ini menggambarkan kecepatan yang bisa berubah sewaktu-waktu.
“Dengan ribuan operator hotel besar dan kecil di Indonesia yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian negara, tetapi pada waktu yang bersamaan juga tidak selalu memiliki akses ke teknologi yang dapat kami sediakan. Ada peluang luar biasa yang menunggu setiap bisnis akomodasi Indonesia saat ini, seperti perjalanan internasional yang kembali meningkat,” kata Bradley Haines dilansir dari siaran pers, Selasa (13/9/2022).
"Sebagai platform perdagangan hotel terbuka dan terkemuka di dunia, kami percaya pada kekuatan teknologi untuk tidak hanya membantu bisnis Indonesia tetap terbuka, tetapi juga untuk berkembang seiring dengan momentum di mana Indonesia kembali menyambut dunia,” katanya.