Di sisi lain, pariwisata merupakan salah satu sektor berdaya ungkit tinggi bagi pemulihan ekonomi karena memiliki kontribusi backward dan forward linkage yang luas ke sektor lain. Oleh karena itu, agar dapat bertahan di masa pandemi ini, seluruh stakeholder industri pariwisata dan ekonomi kreatif perlu menyadari tren pariwisata dunia akan berubah.
"Penerapan protokol kesehatan, tingkat adaptasi pada kenormalan baru, dan utamanya faktor health and hygiene serta safety and security akan menjadi prioritas bagi wisatawan dalam menentukan tujuan berwisata," kata Hariyanto.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut anggota Komisi X DPR RI Bisri Romly, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Pekalongan Bambang Irianto serta Camat Petung Kriyono.
Hariyanto mengatakan, gerakan BISA bertujuan untuk memberdayakan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat yang terdampak ekonominya. Gerakan ini diharapkan akan mendorong perbaikan indikator Health and Hygiene dan Safety and Security di lingkungan destinasi pariwisata untuk peningkatan peringkat TTCI.
Seperti diketahui, hasil TTCI 2019, daya saing pariwisata Indonesia masih menempati peringkat ke-102 dalam kategori health and hygiene dan peringkat ke-80 dalam kategori safety and security dari 140 negara.