“Indonesia mempunyai potensi sekitar 80 geopark, sebagian besar berada di wilayah Sulsel. Dengan dijadikan Geopark Maros sebagai UGG, diharapkan akan memicu geopark di tempat lainnya,” kata Arief Yahya.
Menpar menambahkan, pengelolaan destinasi Geopark relatif mudah karena melibatkan masyarakat setempat, begitu pula dalam mempromosikan, karena memiliki banyak atraksi yang menarik wisatawan.
Menpar memberi perbandingan, Geopark Sewu Pacitan hingga Geopark Gunung Kidul Yogyakarta setiap tahun dikunjungi tidak kurang dari empat juta wisatawan.
"Begitu pula Geopark Super Volcano Toba setelah gencar kita promosikan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke sana naik 300 persen dan PAD di Kabupaten Samosir naik hingga 82 persen begitu juga PAD Simalungun naik 90 persen,” kata Arief Yahya.
Dalam mengembangkan destinasi Geopark kelas dunia, Indonesia juga mem-benchmarking dengan geopark China yang kini mempunyai 140 geopark nasional, 37 geopark di antaranya sudah menjadi destinasi geopark kelas dunia atau UGG.