Sementara dari sisi amenitas cukup dibangun homestay sebagai akomodasi yang cocok di sana. Sedangkan untuk aksesibilitas, Nias harus memiliki bandara internasional.
“Bandara internasional menjadi kunci untuk menjadi destinasi kelas dunia. Ini telah dibuktikan di tempat lain, yakni Banyuwangi pariwisatanya tumbuh 300 persen karena memiliki bandara internasional. Begitu pula Bandara Internasional Silangit, Tapanuli Utara, pariwisata di sana sekarang tumbuh tiga kali lipat,” kata Menpar Arief.
Saat ini Bandara Binaka Nias, baru dikembangkan dengan panjang landasan pacu 2.200-2.2500 meter dan lebar 30 meter, sehingga baru bisa didarati pesawat Bombardier CRJ 1000 berkapasitas 100 penumpang.
“Untuk menjadi bandara internasional minimal panjang landasan 2.500 meter lebar 45 meter dengan kekuatan menahan beban 56 PCN supaya dapat didarat pesawat jenis Boeing 737-800,” kata Menpar Arief.
Pariwisata Nias sudah menunjukkan kemajuan, hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang tahun lalu hanya sekitar 40 ribu wisman, kini meningkat menjadi 60 ribu, dan tahun depan menargetkan 100 ribu.