Selain dibekali pengetahuan seputar perfilman, para peserta workshop juga diberi pelatihan bagaimana mendistribusikan karya film, menyusun proposal film, kiat-kiat menghasilkan ide cerita yang komersil, merancang film yang bisa dipasarkan, budgeting, sampai proses pitching.
Pada akhir sesi, seluruh peserta diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor. Bagi peserta yang proposalnya terpilih, akan mendapat pendanaan dari FlipFlop TV.
Salah satu peserta, Rivaldo Caesar Rio dari Lokatara Pictures mengatakan, mengikuti workshop Festival Film Bulanan adalah kesempatan yang sangat berharga. “Ini adalah sebuah kesempatan yang sayang untuk dilewatkan sih, bagi filmmaker yang masih mencari jati diri. Di sini, kita dapat pengetahuan yang nyata, yang riil, bagaimana kenyataannya industri film itu bekerja,” kata Rivaldo.
Peserta lain bernama Rahadian Navanka Samhudi juga merasa workshop Festival Bulanan ini adalah sebuah pembelajaran penting. “Karena aku mau serius di bidang ini, workshop ini jadi pembelajaran penting banget buatku. Di sini aku belajar soal production design, kebetulan film aku butuh production design yang memadai, jadi materi itu penting banget. Selain itu, aku belajar directing dan editing. Sangat mencerahkan buat ngelakuin kegiatan film making ke depannya,” kata Anka, sapaan akrabnya.
Sebagai pemateri, Rahabi Mandra berharap workshop seperti ini bisa terus ada dan semakin menjamur. “Ilmu yang sudah kita bagikan di sini bisa diteruskan kembali ke komunitas-komunitas atau kampus-kampus, sehingga nantinya bisa menghasilkan sumber daya manusia yang mampu membuat film dengan baik,” tutur Rahabi.
Melihat antusiasme para peserta, Mohammad Amin selaku Direktur Musik, Film dan Animasi, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam sambutannya pun berharap kegiatan workshop Festival Film Bulanan ini seperti terapi pada titik akupuntur yang tepat, sehingga dapat memberikan efek berantai yang positif, menyehatkan, dan memperkuat ekosistem perfilman di daerah yang mandiri dan sejahtera.
"Harapan selanjutnya, dapat menebalkan rasa percaya diri sineas daerah untuk memproduksi film secara berkelanjutan, berkolaborasi, berjejaring, bersaing, dan mengukir prestasi pada level yang lebih tinggi," tutur Mohammad Amin.