JAKARTA, iNews.id - Pulau Gili Iyang dikenal memiliki keindahan alam menakjubkan untuk dijelajahi. Terletak di bagian Timur Sumenep, pulau ini memiliki pantai berpasir putih yang indah dan air lautnya yang jernih.
Terumbu karangnya juga sangat cantik dan menjadi tempat yang ideal untuk snorkeling dan diving. Nama Pulau Gili Iyang mungkin belum sepopuler tempat wisata lain yang ada di Jawa Timur. Namun, pulau ini ternyata memiliki daya tarik tersendiri di kalangan wisatawan.
Tak hanya menyimpan sejuta keindahan, Pulau Gili Iyang juga terkenal dengan kualitas udaranya yang bersih dan sehat. Bahkan, pulau ini juga sempat viral sebagai pulau awet muda karena memiliki kadar oksigen yang baik.
Nah, bagi yang penasaran, berikut beberapa fakta menarik tentang Pulau Gili Iyang, di Sumenep, dirangkum pada Senin (14/8/2023).
Pulau ini dulunya dikenal dengan dua nama yang berbeda, yaitu Gila Iyang dan Gili Elang. Menurut penuturan penduduk setempat, terdapat dua sejarah yang berbeda mengenai asal muasal nama pulau tersebut. Pertama adalah Gila Iyang yang artinya 'gila dari nenek moyang'. Dahulu pulau ini dijadikan sebagai tempat pembuangan orang gila. Saat pertama ditemukan, pulau ini ditempati oleh orang-orang gila.
Kedua, asal nama pulau ini adalah Gili Elang atau Pulau Elang yang memiliki arti 'pulau yang hilang' dalam bahasa Madura. Sebab, pada zaman penjajahan Belanda, pulau ini tidak ditemukan atau hilang.
Sementara, pulau-pulau di sekitarnya telah ditemukan terlebih dahulu. Dari hasil verifikasi Tim Pembakuan Nama Rupabumi Tahun 2006, nama pulau ini dibakukan menjadi Giliyang yang kemudian dikenal oleh masyarakat Sumenep sampai sekarang. Pulau Gili Iyang merupakan bagian dari Kecamatan Dungkek. Pulau ini diyakini sudah dihuni sejak masa pemerintahan Sultan Abdurrahman (1811-1854). Di masa itu, yang menemukan pulau ini disebut-sebut merupakan seorang keluarga pelaut dari Makassar bernama Daeng Masalle. Setelah Masalle, banyak keluarganya yang dari Makassar ikut hijrah melalui Desa Bancamara. Mereka terus menetap turun-temurun dan berasimilasi dengan warga lokal.
Pulau yang dihuni kurang lebih 4.500 jiwa ini mulai menyedot kedatangan turis mancanegara. Pulau kecil di tengah 17 ribu pulau di kawasan Nusantara ini didatangi banyak kalangan, suku, dan bahkan bangsa lain hanya untuk menghirup oksigen di pulau mini itu. Gili Iyang berada di posisi kedua di dunia untuk kadar oksigen tertinggi, dan menduduki peringkat pertama untuk kadar oksigen tertinggi di Indonesia. Fakta ini didapatkan melalui berbagai penelitian di awal tahun 2000-an oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Lalu tahun 2005-2006 dilanjutkan oleh LIPI.
Menurut salah satu pelaku wisata di Pulau Gili Iyang, oksigen yang ada di Gili Iyang itu bukan berasal dari tumbuhan, namun dari sirkulasi udara hasil pertemuan angin Jawa dan angin Kalimantan yang berlangsung di atas Pulau Gili Iyang. Dari hasil sirkulasi udara tersebut, pada siang hari kadar oksigen di Gili Iyang menyentuh angka 20,9 persen dan 21 persen di malam hari. Bahkan, saat penelitian berlangsung, kadar oksigen sempat menyentuh angka 30 persen. Sementara, di daerah-daerah lain, kadar oksigen rata-rata berkisar antara 17-18 persen. Artinya, kadar oksigen di Pulau Gili Iyang 3 persen hingga 4 persen di atas normal.