"Tapi yang paling kelihatan hasilnya adalah tourisme. Tourisme ini bisa mencapai sekarang ini untuk Indonesia dari waktu tahun 2016. Volume turis tahun 2016 itu 39 ribu. Turis dari mancanegara, wisman itu 39 ribu dari Swedia. Nah, kemarin akhir tahun 2017, itu sudah sampai 51 ribu. Jadi, lonjakan tiap tahun itu besar. Jadi kurang lebih kalau dari statistik Kementerian Pariwisata 23,6 persen. Ini luar biasa melebihi rata-rata kenaikan untuk negara Asia, kemudian juga total dunia," kata Bagas.
Sementara Diana Ring, Head Marketing MNC Travel menyambut baik pementasan tari tradisional di Eropa. Dia mengatakan, potensi wisata dan budaya alam di Indonesia, khususnya Boyolali sangat besar.
"Dan saya yakin, dengan adanya perform Boyolali datang ke Swedia ini bisa meng-grab wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia, khususnya Boyolali," katanya.
Diwawancarai terpisah, Bupati Boyolali Seno Samodro mengatakan alasan pentaskan topeng ireng di Swedia lantaran tarian tersebut menjadi maskot dan ikon tari di lereng merapi.
"Dan ternyata ini menjadi maskot, baik di Barselona, Venesia, di New York bahkan di halaman Universitas Harvard pun mendapat applause yang luar biasa. Oleh karena itu, setiap tahun ini yang kita jadikan maskot dari tujuh rancangan tarian yang kita siapkan,” kata Seno.