Objek wisata ini memang dikelola oleh Ustaz Ujang Busthomi. Pria yang terkenal dengan jargon 'Setan Belek' tersebut membuka Bukit Cinta Anti Galau, dengan harapan bisa menjadi tempat wisata andalan baru di Kabupaten Cirebon.
"Konsepnya saya cuman bikin tempat untuk nongkrong, juga tempat-tempat selfie. Kita memanfaatkan alam yang luar biasa. Kita bisa melihat Setu Patok dan juga laut," ujarnya.
Bisa dibilang tempat ini menawarkan panorama alam yang komplit. Wisatawan dapat melihat indahnya pemandangan Danau Setu Patok, Gunung Ciremai, dan laut Cirebon secara bersamaan.
Menjelang sore, pemandangan di Bukit Cinta Anti Galau semakin menawan. Khususnya ketika langit perlahan berubah warna menjadi jingga saat matahari terbenam.
Pada malam hari pun tidak kalah bagus. Wisatawan bisa menyaksikan cantiknya gemerlap lampu Kota Cirebon. Destinasi ini sangat cocok dijadikan tempat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga maupun pasangan.
"Kalau yang lain cuma ketinggian saja. Tidak ada pemandangan lain. Kita ada Danau Setu Patok di ketinggian dan juga laut. Gunung Ciremai juga kena. Sebenarnya ini tempat nongkrong saja," ujarnya.
Dengan luas sekitar 1 hektare, Bukit Cinta Anti Galau juga memiliki beberapa spot-spot foto yang menarik. Salah satu di antaranya adalah jembatan kaca. Para pelancong bisa berswafoto dengan latar belakang pemandangan Danau Setu Patok ataupun Gunung Ciremai.
Selain itu, di objek wisata ini juga terdapat kafe. Wisatawan pun bisa menyesap secangkir kopi sembari menikmati panorama alam di bukit tersebut.
"Nanti ada Telaga Langit. Telaga Langit ini untuk mengenalkan Prabu Siliwangi. Rencana akan dibangun penginapan, kemudian ada wisata museum dukun santet, gua bawah tanah untuk gembok cinta, dan danau Siliwangi," tuturnya.
Wisatawan yang ingin berkunjung ke sini, bisa datang dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Selain itu karena lokasinya masih di Cirebon, jarak yang harus ditempuh tidak begitu jauh.
Untuk menikmati pemandangan alam di Bukit Cinta Anti Galau ini, pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp10.000.
"Tarif masuk hanya Rp10.000. Luasnya sekitar satu hektare. Sebenarnya tempat ini adalah tempat yang dipakai raja-raja zaman dahulu nongkrong sebelum peperangan. Karena di sini saya menemukan tapal batas kerajaan. Harapannya saya, Cirebon ini punya tempat wisata andalan," kata dia.