Menggunakan mata telanjang, bunga-bunga di kebun ini terlihat sangat memenuhi pandangan. Para wisatawan pun bisa berfoto dengan bunga matahari yang ada di kebun ini selama masih berada di luar pagar dan tak menginjak bunga-bunga yang baru mekar. Selain itu, tersedia juga beberapa aksesori yang bisa digunakan untuk mempercantik foto.
Meski indah, aslinya kebun bunga matahari ini bukanlah tempat wisata. Lahan ini sebelumnya hanyalah lahan persawahan yang sering gagal panen karena sering kebanjiran dan diserang hama.
Sang pemilik, Wahyu Harijanto dan Budi Utami, akhirnya inisiatif mencoba menanam bibit bunga matahari sekitar dua bulan yang lalu. Tak disangka, ribuan bunga matahari yang ditanam berhasil mekar dengan indah setelah 60 hari.
Karena kebun ini terletak dekat jalan yang ramai, banyak pengendara yang tak sengaja melintasi kebun ini memutuskan untuk menepi sejenak dan berfoto. Awalnya. Sang petani ini berniat memanen biji bunga mataharinya setelah 90 hari, namun rupanya kebun ini menjadi ramai di media sosial.
Sang pemilik pun tak mengira kebunnya bisa viral, dan kini kebun tersebut pun dikelola oleh pemilik yang dibantu dengan karang taruna setempat. Karena hanya kebun biasa milik perorangan, kebun bunga matahari ini tentunya tak memiliki fasilitas macam-macam dan hanya tersedia untuk melihat bunga matahari dan berfoto saja.
Di masa PPKM ini, pihak desa pun membatasi jam berkunjung wisatawan dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Bagi yang ingin berkunjung, kebun ini memasang tarif parkir Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.