JAKARTA, iNews.id - Jembatan akar ini berusia lebih dari satu abad. Dibangun pada 1916 oleh seorang Ulama Pakiah Sokan sebagai penghubung dua desa yang dipisahkan oleh Sungai Bayang, yaitu Kampung Puluik-Puluik dan Kampung Lubuk Silau.
Jembatan yang memiliki ketinggian sekitar 10 meter ini terbuat dari bambu yang dililit akar pohon beringin di masing-masing sisi Sungai Bayang. Karena keunikannya, Jembatan Akar Sungai Bayang ini menjadi ikonik di Tanah Minang. Tidak sedikit wisatawan datang, untuk berselfie di sini.
"Semakin lama lilitan akar tersebut merambat hingga membentuk Jembatan Akar. Kini, Jembatan Akar ini sudah berumur lebih dari 100 tahun. Semoga tetap lestari. Referensi foto @fajarariyanti. Lokasi, The Root Bridge (Jembatan Akar), Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Indonesia," tulis Instagram @indoflashlight, dikutip Jumat (28/6/2019).
Dalam bahasa Minang, jembatan yang letaknya sekitar 88 km sebelah selatan Kota Padang ini oleh masyarakat dinamakan Titian Aka. Jembatan ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,5 meter. Proses merajut akar hingga menjadi jembatan membutuhkan waktu sekitar 26 tahun.
Saat ini kondisi Jembatan Akar justru semakin kuat karena bertumbuh besarnya akar pohon beringin yang membentuknya. Untuk menjaga keberlangsungan hidup jembatan ini, Pemkab setempat telah menambah tali besi yang berfungsi untuk melindungi. Saat musim hujan, debit air Sungai Bayang bisa naik hingga menyentuh jembatan.