Bagi para wisatawan atau pengunjung yang tertarik dan penasaran melihat secara lebih dekat, bagaimana kehidupan masyarakatnya, perlu memerhatikan aturan-aturan Desa Baduy sebelum berkunjung. Salah satunya adalah membatasi penggunaan kamera ponsel maupun profesional untuk mendokumentasikan hal-hal yang terjadi di sana. Masyarakat Baduy dalam sehari-harinya tidak menggunakan listrik. Alat transportasi berupa mobil atau motor juga tidak diperbolehkan, tak hanya itu, alat-alat elektronik seperti handphone juga tidak boleh digunakan oleh masyarakatnya.
Pengunjung yang bertandang ke Desa Budaya ini dapat menikmati berbagai atraksi wisata seperti permainan angklung Buhun Baduy, yaitu instrument menggunakan angklung buhun yang biasanya digunakan saat upacara adat seren taun. Berbeda dari alat musik angklung pada umumnya, angklung buhun merupakan pusaka masyarakat adat dan keberadaannya telah ada sejak terbentuknya Desa Baduy.
Calung Renteng Baduy, selain angklung, instrument lainnya yang cukup melekat dalam keseharian masyarakat Baduy adalah calung renteng. Calung adalah alat musik tradisional yang dikembangkan dari alat musik angklung. Meskipun sama-sama terbuat dari bambu, cara memainkannya berbeda. Jika angklung dibenturkan, maka untuk bermain calung dilakukan dengan cara dipukul. Selain kedua kegiatan tersebut, pengunjung juga dapat belajar dan melihat langsung cara pembuatan benang, menenun, mengunjungi leuit atau lumbung padi Baduy, pembuatan tas rajut (jarog atau koja), dan trekking.
Kampung Baduy berada di Desa Cibeo, Kabupaten Lebak. Jaraknya sekitar 40 Km dari Rangkasbitung.