Hutan Campaga merupakan hutan desa seluas 23 hektare. Di sini terdapat beberapa tempat yang menarik untuk dijelajahi, Situs Babangtanggaya (Batu Keramat), Kolam Pemandian Erbol dan Ertob, Mata Air Tombolo (mata air yang disakralkan), dan pohon Erasa Lego lego (pohon beringin tertua di Hutan Campaga). Dikutip dari Mongabay, di kawasan Hutan Desa Campaga terdapat sekitar 30 potensi hasil hutan bukan kayu yang bisa dimanfaatkan warga sekitar termasuk air yang melimpah. Saat masih berstatus sebagi hutan lindung, hutan ini tidak bisa diakses warga sekitar. Konflik kerap terjadi antara warga dengan pihak kehutanan.
Jarak tempuh kampung wisata ini terletak sekitar 15 km dari area perkotaan, dan bisa di tempuh menggunakan kendaraan transportasi darat sekita 20 menit dari pusat kota.
Selain terkenal dengan keindahan alamnya yang menawan dan cukup menantang, jangan melewatkan untuk membawa pulang produk buatan warga Desa Campaga. Ya, desa ini kaya dengan potensi rempah-rempahnyw. Beberapa produk ini seperti Sompo Ba’ra Kunyit Campaga, yang dibuat tanpa bahan pengawet dan menggunakan bahan kunyit asli Campaga. Selain itu ada juga Jahe 47, produk herbal yang bahan utamanya Jahe merah. Produk ini dinamai Jahe 47 karena 47 dalam bahasa Makassar diartikan (appa'tuju) yang artinya mempekerjakan orang. Maksudnya adalah di mana dengan adanya produk ini bisa membantu banyak orang baik dalam hal perekonomian, pertanian dan pengelolaan produk wisata.
Jangan lewatkan pula mencicipi kopi yang nikmat. Kopi dari Desa Campaga dikenal sebagai salah satu kopi terbaik di Sulawesi Selatan. Kopi ini ditanam secara organik dan diproses secara tradisional sehingga memberikan rasa yang unik dan khas.
Bagi Anda yang ingin tinggal lebih lama untuk menjelajahi keindahan hutan Campaga dan Desa Campaga, terdapat saat ini sebanyak dua homestay yang bisa dijadikan tempat bermalam para wisatawan, homestay Erbol dan homestay Ertob.