Mitosnya, bila nekat tinggal tanpa menjadi bagian dari keluarga keturunan Eyang Iro Kromo, orang itu pasti akan celaka.
Eyang Iro Kromo adalah seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta yang menjadi pendiri desa ini. Dulu, Eyang Iro Kromo menemukan pohon berisi keris pusaka sakti ketika sedang menjelajahi kaki gunung.
Beliau pun diberikan sebidang tanah dan diutus untuk menjaga keris tersebut, hingga akhirnya beliau berkeluarga dan keturunannya membangun Kampung Pitu tersebut.
Warga desa ini sangat taat dalam mengikuti wejangan leluhur dan menjaga jalannya budaya tradisional. Selain menuruti peraturan tentang dilarangnya menambah jumlah kepala keluarga jika tak ingin celaka, warga desa juga menuruti larangan adanya pentas wayang.
Secara berkala, para warga desa menjalankan ritual-ritual kejawen yang diajarkan turun-temurun seperti Rasulan, perayaan pasca panen, dan Ngabekten, tradisi sungkeman Keraton.
Tradisi-tradisi ini dijalankan oleh warga desa untuk menghargai alam dan leluhur yang sudah membolehkan mereka tinggal di daerah tersebut. Bagaimana, penasaran dengan kehidupan Kampung Pitu?