Belis
Tradisi Belis (Foto : kanisiusdeki.blogspot.com).
Usai melakukan ritual Hel Keta, saatnya calon pengantin menjalankan tradisi Belis. Sederhananya, Belis merupakan upacara penyerahan mahar dari pihak laki-laki. Calon pengantin wanita diberikan kebebasan dalam menentukan besarnya mahar. Tak jarang pihak wanita menetapkan mahar berharga fantastis. Hal tersebut dibenarkan dalam adat masyarakat NTT sebab perempuan memiliki kedudukan lebih tinggi karena dianggap sebagai penerus garis keturunan.
Barang yang digunakan sebagai mahar atau Belis pun berbeda-beda di setiap daerahnya. Di Maumere, misalnya, pihak wanita mengharuskan pengantin pria memberikan gading gajah sebagai mahar. Namun, umumnya, masyarakat NTT memilih hewan ternak seperti kuda atau sapi, serta perhiasan sebagai mahar.
Penyerahan mahar atau mamoli menandakan bahwa pihak wanita telah resmi diterima oleh keluarga laki-laki. Karena jumlahnya besar, biasanya pihak laki-laki memberikan Belis dengan cara dicicil. Tak jarang pula para keluarga di NTT menyelenggarakan arisan untuk meringankan biaya pembelian mahar. Ritual adat yang dilakukan masyarakat NTT menjelang hari pernikahan tersebut memiliki makna filosofis mendalam. Biasanya, para keluarga yang menyelenggarakan hajat memberikan perhiasan yang diwariskan secara turun-temurun yang tentu saja memiliki kisah dan nilai yang unik. Di kehidupan modern seperti saat inipun, masyarakat Kupang dan sekitarnya masih setia mempraktikkan beragam ritual adat yang berutujuan mempererat persaudaraan sekaligus mengenalkan tradisi pada generasi muda.
Bagaimana, tertarik menyelami kebudayaan khas Nusa Tenggara Timur yang unik? Anda dapat datang pada musim festival atau akhir tahun untuk merayakan pergantian tahun. Biasanya, pemerintah setempat menggelar berbagai kegiatan menarik yang penuh dengan unsur tradisi dan budaya untuk menyemarakkan suasana liburan. Bagaimana, tertarik menikmati keindahan alam dan budaya di Kupang?