Menurut dia, persoalannya bukan hanya pada kemampuannya untuk bisa didaur ulang atau di-recycle, tapi bagaimana cara kemasan plastik sekali pakai ini tak tercecer di lingkungan. "Potensi tercecernya masih besar, apa pun yang sekali pakai," kata David.
Pegiat laut bersih yang aktif di bawah Yayasan Penyelam Lestari Indonesia atau Divers Clean Action (DCA), Swietenia Puspa Lestari mengatakan, untuk mencegah penumpukan limbah kemasan plastik di permukaan tanah dan di perairan, penting bagi perusahaan-perusahaan produsen produk berkemasan plastik untuk menerapkan ekonomi sirkular.
"Saya setuju dengan penerapan ekonomi sirkular, dan sesuai dengan hierarki pengolahan sampah, kita harus mengurangi sampah dari sumbernya. Dalam arti kita ikut mengedukasi masyarakat untuk menolak penggunaan kemasan yang tidak bisa didaur ulang, atau yang sekali pakai,” ujarnya.
Dia menjelaskan, penggunaan kemasan guna ulang, walaupun masih berbahan plastik tidak masalah. Sebab penggunaan plastik sekali pakai berisiko meningkatkan volume timbunan sampah yang malah mencemari lingkungan.