Pada mulanya, puisi ini diyakini sebagai penggambaran secara simbolis dari rasa kehilangan sang penulis, namun karena interpretasi karya dari setiap pembaca berbeda-beda, kemudian mulailah orang-orang memberikan beberapa penjelasan tentang puisi karya Saijo yang terkesan "gelap" ini.
Dalam mitosnya, Tomino merupakan seorang gadis yang konon berasal dari keluarga abusive. Gadis itu menulis semua penderitaannya ke dalam puisi. Puisi itu diketahui dan dibaca oleh kedua orang tuanya. Naas, setelah hal itu, Tomino akhirnya dikunci ke dalam ruangan bawah tanah serta tidak diberi makan selama berminggu-minggu. Hingga pada akhirnya gadis itu meninggal dunia.
Tak hanya sampai di situ, ada juga mitos lain yang mempercayai Tomino adalah seorang gadis yang membunuh orang tuanya. Berbeda dengan mitos sebelumnya, dalam kisah ini, puisi tersebut diartikan sang gadis bernama Tomino ini sedang menuju "Mugen Jigoku" yang kurang lebih maksudnya adalah tempat terendah di neraka.
Biasa dibilang mereka yang jatuh ke sana akan mendapatkan Siksaan yang berlangsung selama-lamanya. Sejak saat itulah puisi Tomino menghantui siapa saja yang membacanya dengan nada yang lantang atau keras.