3. Pusaka Keraton
Di lingkungan Keraton dikenal beberapa jenis pusaka, di antaranya seperti tombak, keris, regalia, ampilan, panji-panji, kereta, gamelan dan salah satunya adalah pohon beringin kembar. Sebagai pusaka keraton, keduanya turut menjalani upacara Jamasan tiap bulan sura. Jamasan merupakan upacara di keraton untuk membersihkan dan merawat benda-benda pusaka. Kedua beringin yang bernama Kiai Janadaru dan Kiai Dewadaru, dijamas dengan cara dipangkas sehingga tajuknya berbentuk cembung menyerupai bentuk payung. Bentuk tersebut memiliki makna yang melambangkan pengayoman yang diberikan keraton pada rakyat Yogyakarta
4. Tempat latihan prajurit keraton
Pada zaman dahulu, Alun-Alun Selatan digunakan untuk berbagai keperluan yang menyangkut kepentingan Keraton Yogyakarta. Pertama, digunakan untuk berlatih (gladhen) bagi para prajurit keraton menjelang upacara adat tradisi budaya Garebeg, yang setiap tahun diadakan tiga kali, yaitu Garebeg Mulud, Garebeg Syawal, dan Garebeg Besar.
Selain itu, Alun-Alun Selatan digunakan untuk tempat menghadap bagi abdi dalem Wadana Prajurit dalam tradisi di bulan Puasa, yaitu pada malam 23, 25, 27, dan 29 bulan Puasa. Selain itu, pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII, setiap Senin dan Kamis siang, di Alun-Alun Selatan diadakan pertandingan panahan, adu harimau melawan kerbau, serta hiburan berupa prajurit rampogan menangkap harimau.