Penemuan air terjun ini bermula dari warga setempat yang membuka jalur atau trek motor trail di kawasan pegunungan Pamoton. Dari kawasan pegunungan, warga tak sengaja melihat aliran air yang turun dari atas. Adapun latar belakang nama Air Terjun Janda Beranak Tiga diambil dari sejarah pada saat zaman penjajahan.
Berdasarkan kisah warga, dulunya air terjun tersebut merupakan hutan belantara yang digunakan sebagai tempat untuk bersembunyi masyarakat sekitar di era kekuasaan Jepang di Indonesia.
Dahulu, ada warga yang menyembunyikan keluarganya di daerah tersebut. Hutan ini dianggap sebagai tempat persembunyian seorang janda dan ketiga anaknya pada masa penjajahan Jepang dahulu kala. Meskipun penamaannya tidak begitu memiliki korelasi, banyak sekali masyarakat sekitar yang penasaran untuk melihat secara langsung Air Terjun Janda Beranak Tiga.
Akses menuju Air Terjun Janda Beranak Tiga
Sama halnya dengan air terjun pada umumnya, lokasi Air Terjun Janda Beranak Tiga memiliki jarak yang lumayan jauh dari pemukiman penduduk. Beberapa area jalan menuju air terjun cukup bagus, namun menjelang tiba di lokasi, pengunjung harus ekstra berhati-hati karena jalanan tersebut berupa tanah akan becek atau licin setelah hujan.
Tiket masuk Air Terjun Janda Beranak Tiga
Tiket masuk air terjun ini sangat terjangkau. Dengan membayar Rp5.000 Anda sudah bisa menikmati keindahan, kesegaran, serta serunya bermain air. Di sekitar area air terjun disediakan camping ground yang cukup luas, yang juga digunakan sebagai tempat parkir kendaraan para pengunjung. Adapun warung-warung makan di sekitar bagi Anda yang tak sempat menyiapkan bekal dari rumah bisa mampir ke warung-warung ini.
Namun sayang berdasarkan penuturan para pengunjung yang telah datang ke Air Terjun Janda Beranak Tiga, masih saja ada pengunjung yang lalai dan membuang sampah secara sembarangan. Hal ini tentu sangat merusak alam dan pemandangan alami di sekitar lokasi wisata.