Kapal Pinisi ada sejak abad ke-14
Pembuatan kapal pinisi yang ada di Desa Tana Beru ini telah dilakukan sejak zaman nenek moyang masyarakat Bugis, yaitu pada abad ke-14. Tak heran jika masyarakat suku Bugis dikenal sebagai pelaut yang ulung sejak dulu. Di Desa Tana Beru, Anda akan melihat deretan kerangka kapal pinisi dengan jenis yang berbeda-beda. Mulai dari pinisi Palari dan Pinisi Lambda. Tak hanya di desa Tana Beru, kapal pinisi juga dibuat khusus oleh masyarakat di Bira, Ara, Lemo-Lemo, dan Tanah Beru dari Suku Konjo.
Pembuatan kapal pinisi ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, yaitu tiga hingga enam bulan, atau terkadang mencapai tahunan tergantung dengan ukuran kapal. Untuk kapal dengan tinggi 2,5 meter dan panjang 15 meter ini membutuhkan waktu hingga 6 bulan, dengan berat kapal yang bisa mencapai 80 ton. Dalam pengerjaannya, satu kapal pinisi dikerjakan sekitar 5-10 orang. Dengan ukuran kapal di atas, harganya terbilang fantastis yaitu Rp1,2 miliar.
Kapal Pinisi sebagai daya tarik Desa Tana Beru
Seni pembuatan kapal pinisi yang tentunya membutuhkan keterampilan khusus, menciptakan hasil yang menakjubkan. Tidak heran jika banyak masyarakat dari luar daerah Bulukumba yang tertarik untuk melihat secara langsung warisan budaya leluhur masyarakat Bugis ini. Mereka khusus datang ke desa-desa pembuat kapal pinisi.
Ukuran yang sangat besar, dan bentuknya yang indah membuat banyak wisatawan ingin mengabadikan momen tersebut dengan mengambil video atau berswafoto dengan latar pinisi yang megah.
Kapal Pinisi diekspor keluar Indonesia
Peminat dari kapal pinisi Bulukumba ini, tak hanya berasal dari warga lokal. Banyak warga asing yang memesan kapal pinisi ini, seperti Spanyol dan Prancis yang kerap memesan kapal dari Bulukumba.