Ki Ageng Krincing Wesi adalah sosok leluhur paling dihormati sekaligus disakralkan oleh masyarakat yang ada di Desa Cetho ini. Makamnya berada di shaf kedua dari 9 shaft yang ada di Candi Cetho ini.
Semasa kepemimpinan Brawijaya V, Ki Ageng Krincing Wesi merupakan juru kunci Candi Cetho dan sering mendampingi sang raja bertapa di candi tersebut.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari pemangku adat di Desa Cetho, Kadi Wiryo, terdapat beberapa pemeluk agama yang lain di desa ini, mulai dari Kristen hingga Islam.
Meski adat yang dominan ada agama Hindu, kerukunan di Desa ini tetap yang dinomorsatukan.
Dalam kaitannya dengan keberadaannya Candi Cetho, masyarakat setempat meyakini beberapa hal, di antaranya pertama, Candi Cetho merupakan peninggalan Brawijaya V, kedua, Brawijaya V sebagai penguasa Gunung Lawu, tak heran jika masyarakat setempat sering menyebutnya sebagai Eyang Gunung Lawu, ketiga, Candi Cetho hadir sebagai pengayom masyarakat Dusun Cetho, dan terakhir keempat, Shaft kedua pada Candi Cetho diyakini sebagai rumah Eyang Krincing Wesi yang merupakan sesepuh Dusun Cetho.