Sementara itu, Direktur APR Basrie Kamba menambahkan, para pengrajin batik lasem telah melakukan proses membatik di atas kain tersebut. Menghasilkan motif yang cantik dan juga khas lasem.
"Kolaborasi ini merupakan komitmen nyata APR dalam mendukung pemberdayaan wastra (kain tradisional) di Indonesia. Serta sejalan dengan semangat kami untuk menggalakkan sustainable fashion di Indonesia," ujarnya.
Kain batik tersebut menggunakan rayon. Di mana jenis kain ini hanya diproduksi di Indonesia, dan para pengrajin batik lebih nyaman membatik di atas kain tersebut.
Basrie menjelaskan, serat rayon dihasilkan APR bersifat renewable, biodegradable atau mudah terurai. Selain itu, jenis kain tersebut juga mudah terlacak.
Selain itu, para pengrajin juga menggunakan pewarna alami. Terbuat dengan pencelupan warna alam ekstraksi tanaman indigofera.
Ketua Program Desain Mode Univ Maranatha Bandung, Yosepin Sri Ningsih menjelaskan, batik ini menggunakan corak bunga peoni. Hal itu karena adanya pengaruh budaya peranakan, serta melambangkan harapan, kebahagiaan, kesehatan dan kehormatan.
"Batik tulis Lasem ini juga sudah langka ditemukan," katanya.
Kemudian terdapat juga aksen kupu-kupu, menggambarkan hubungan simbiosis mutualisme yang saling menyokong satu sama lain.
Sebagai bentuk simbolis, batik tulis Lasem ini pun diberikan kepada istri Sandiaga Uno, Nur Asia. Sebagai tanda, nantinya syal tersebut akan dikenakan oleh para istri menteri dan menteri perempuan.