Miliki Nilai Ekonomi Wisata
Perlu diketahui, populasi hiu paus di Teluk Saleh teridentifikasi sebagai populasi terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah 110 individu per 2022. Hasil studi nilai ekonomi wisata hiu paus di Teluk Saleh, khususnya di Desa Labuhan Jambu, pada 2019, yang melibatkan 108 responden pelaku wisata menunjukkan, estimasi nilai ekonomi yang berdampak kepada masyarakat lokal dari pengeluaran wisatawan hiu paus sebesar Rp327 juta (termasuk Rp21 juta kontribusi untuk konservasi). Saat ini diperkirakan kunjungan ke Teluk Saleh untuk mendapatkan momen berenang bersama spesies karismatik ini meningkat secara signifikan. Potensi pendapatan ekonomi dapat meningkat yang dihasilkan dari wisata hiu paus di Sumbawa.
Meizani Irmadhiany, Ketua Dewan Pengurus Konservasi Indonesia mengatakan, hiu paus di Teluk Saleh dapat ditemukan kehadirannya sepanjang tahun. Bahkan, 40 persen dari struktur populasinya didominasi hiu paus muda. Tercatat juga kehadirannya di wilayah ini sampai lima tahun sehingga diduga menjadi lokasi perlindungan bagi individu hiu paus muda.
"Desa Labuhan Jambu dijadikan pilot intervensi awal upaya konservasi berbasis masyarakat dan pengembangan ekowisata karena di desa ini para nelayan bagan merupakan garda terdepan yang melakukan interaksi dengan hiu paus setiap hari," tutur Meizani Irmadhiany, melalui keterangannya belum lama ini.
Bahkan, Mowilex telah mendukung program penguatan ekowisata serta perlindungan habitat hiu paus dalam pengembangan kawasan konservasi berbasis hiu paus yang dilakukan pengelolaannya secara holistik. Adapun pendekatan dilakukan melalui daratan dan lautan (ridge to reef) oleh Konservasi Indonesia. Dukungan ini merupakan salah satu dari program Mowilex Sustainability Initiative yang berfokus pada lingkungan seperti, dukungan terhadap pembangunan energi bersih dan penanaman mangrove serta seluruh upaya dalam rangka mengurangi persentase karbon hingga turut menjaga kelestarian lingkungan.
“Kami menyadari pentingnya upaya dalam melestarikan Teluk Saleh dan mendidik masyarakat lokal tentang bagaimana mengoperasikan pariwisata ramah lingkungan. Kami melakukannya bukan karena kami melihat peluang bisnis yang besar di daerah ini, tetapi karena kami melihat kesehatan lingkungan dan ekonomi saling berkaitan dan ini sejalan dengan Mowilex Sustainability Initiative, program CSR (Corporate Social Responsibility) yang kami mulai sejak 2019," ujar Niko Safavi, CEO PT Mowilex Indonesia.
Perlu diketahui, ekowisata hiu paus di Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu sumber ekonomi biru yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ekonomi biru yang juga merupakan salah satu target nasional berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Kesuksesan keterkaitan antara ekowisata hiu paus dengan ekonomi biru bergantung pada pendekatan yang berkelanjutan, etika, dan tanggung jawab dalam mengelola pariwisata laut. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat lokal, peneliti, dan industri pariwisata untuk memastikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan ekonomi.