Salah satu rangkaian acara dari Gawai Dayak 2023, yaitu diadakannya Open House Gawai Dayak di rumah panjang atau dalam bahasa Dayak disebut lamin. Ini adalah tempat tinggal tradisional asli khas Suku Dayak. Lokasinya ada di Rh. rumah terbuka Anyie Rajit, Matop, Paku, Spaoh.
Rumah ini memiliki ukuran yang sangat panjang dan besar. Menariknya lagi, di dalam lamin tersebut terdapat sedikitnya 22 pintu. Bukan kamar, melainkan tempat tinggal yang sangat cukup luas dan ditinggali oleh sejumlah keluarga dari Suku Dayak. Menariknya lagi, bangunan lamin ini sangat kokoh karena terbuat dari kayu belian yang sudah terkenal dengan kekuatannya. Pada masa penjajahan saja, kayu tersebut tidak bisa ditembus oleh peluru.
Nah, saking kuat dan kokohnya, bisa menampung ribuan orang. Misalnya, saat open house Gawai Dayak tahun ini yang diselenggarakan Jumat 9 Juni 2023 malam, lebih dari 2.000 orang masuk ke dalam lamin dan tak membuat bangunan dari kayu tersebut roboh begitu saja.
Hal yang mencengangkan adalah di dalam lamin terdapat sejumlah tengkorak manusia asli, yang sudah ada sejak dulu. Tengkorak tersebut merupakan musuh yang berhasil diburu dan ditangkap oleh Suku Dayak, kemudian dipenggal. Akan tetapi setelah zaman berubah, tradisi tersebut kini dihentikan karena adanya peraturan dari negara.
Selanjutnya adalah parade Gawai Dayak yang berlangsung di area pemerintahan Betong, Sarawak, Malaysia. Peserta dibagi ke dalam 30 kelompok yang menampilkan keturunan Suku Dayak asli dari berbagai daerah.
Mereka mengenakan pakaian tradisional khas Dayak. Mulai dari anak-anak hingga yang dituakan. Serta terdapat berbagai bagian dayak dari berbagai wilayah seperti Iban, ulu hingga bidayoh. Bagi perawan Iban juga akan mengenakan perhiasan perak tradisional
Wakil Perdana Menteri Sarawak Datuk Amar Douglas Uggah Embas mengatakan, dia berharap untuk menjadikan Betong salah satu tujuan pilihan wisatawan di masa depan.
Dia juga mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Betong sebagai 'rumah produksi' kerajinan lokal seperti tenun Pua Kumbu. Menurutnya, dengan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) akan menghasilkan pendapatan bagi penduduk lokal di daerah tersebut.
“Diharapkan masyarakat di sini bisa lebih banyak memproduksi tenun Pua Kumbu, pakaian adat dan aksesori yang bisa dijadikan usaha kita," katanya di Betong, Sarawak, Malaysia.