“Saya dapat nyale lumayan banyak, ini akan saya konsumsi bersama keluarga, setahun sekali,” tutur Agus yang datang dari Kota Mataram sambil menunjukkan hasil tangkapannya yang berisi Nyale hampir setengah ember.
Namun, lanjut Agus, Nyale yang dia dapat kali ini tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Wujud Nyale sendiri begitu unik, berwarna-warni. Nyale juga mengandung protein yang tinggi sehingga sangat layak untuk dikonsumsi. Tak heran jika setelah menangkap, ada warga yang langsung memakannya. Tapi ada juga yang dibawa pulang dan dimasak untuk dimakan bersama keluarga.
Biasanya masyarakat memasaknya dengan cara dipepes dengan bungkus daun pisang. Kegiatan berburu Nyale baru usai setelah matahari terbit.
Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ari Juliano Gema saat mengikuti prosesi Bau Nyale mengatakan, ini menjadi budaya dan atraksi yang unik sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk datang ke Nusa Tenggara Barat.
“Festival Bau Nyale jadi cara efektif mempromosikan keindahan atraksi dan budaya di NTB. Sehingga mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang serta membantu menggerakan perekonomian masyarakat lokal,” kata Ari Juliano, melalui keterangan tertulis yang diterima iNews.id, Sabtu (15/2/2020).