JAKARTA, iNews.id - Erupsi Gunung Agung yang masih menunjukkan aktivitas yang tinggi, membuat ditutupnya Bandara I Gusti Ngurah Rai selama 24 jam ke depan. Akibat bencana alam ini, pariwisata di Bali menjadi terganggu. Lantas, seperti apa penanganan pariwisata di Bali?
Untuk menjaga masa depan pariwisata Bali, Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh pihak. Hal ini dilakukan dalam upaya menjaga stabilitas industri pariwisata yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Bali. Ini juga untuk menjaga nama Bali, agar semakin simpatik di mata dunia.
Dalam surat tersebut ditujukan kepada para pengusaha sarana akomodasi pariwisata di Bali. Gubernur meminta tiga hal antara lain:
Pertama, Gubernur meminta para pengusaha dapat menyampaikan informasi terkini mengenai perkembangan situasi dan operasional Bandara Ngurah Rai. Informasi yang disampaikan pun harus tepat dan bersumber dari pihak-pihak berwenang.
Selanjutnya, Gubernur meminta para pengusaha sarana akomodasi pariwisata memberikan pembebasan biaya akomodasi untuk satu malam saat ditutupnya bandara.
Seperti diketahui, Bandara Udara I Gusti Ngurah Rai kembali ditutup pada Selasa 28 November 2017, pukul 07.00 WITA, hingga Rabu 29 November 2017, pukul 07.00 WITA. Hal tersebut membuat dibatalkannnya sebanyak 443 penerbangan dengan jumlah estimasi penumpang mencapai 59.539 orang.
Selanjutnya poin ketiga, para pengusaha sarana akomodasi di Bali juga diminta memberikan harga terendah (best available rate) sesuai dengan kebijakan hotel masing-masing. Hal ini ditujukan bagi wisatawan yang ingin memperpanjang masa menginapnya.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, erupsi Gunung Agung dan penutupan bandara secara khusus berdampak secara psikologis bagi wisatawan. Terutama yang berada di Bali, akan menimbulkan kepanikan bagi mereka.
"Kita harus menjaga citra kepariwisataan Bali. Ini merupakan tugas dan kewajiban kita, maka dibutuhkan kebersamaan semua pihak untuk meyakinkan wisatawan bahwa mereka akan nyaman selama berada di Bali," ujar Pastika dalam keterangan resminya.
Dia pun berharap imbauan ini dapat ditindak lanjuti dengan baik oleh para penguasaha, termasuk asosiasi dan komunitas yang ada di Bali.
Arahan serupa sebelumnya juga sudah disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Bahkan industri dan asosiasi pun langsung meresponsnya dengan baik, saat berdiskusi jauh sebelum erupsi ini terjadi.
GIPI Bali misalnya, bersama Pemkab Badung, mereka agresif dalam melayani wisman. Mereka menyisir seluruh wisatawan yang “terpaksa menginap” di Bandara Ngurah Rai Bali. Mereka disiapkan akomodasi gratis, bahkan hingga dua hari, sampai bandara buka.
“Kami ingin memberikan service yang terbaik buat wisman yang sudah ke Bali. Ini untuk masa depan Bali, menjaga komitmen Bali sebagai destinasi wisata terbaik dunia,” kata Gus Agung Ketua GIPI Bali.
Bahkan provinsi tetangga, Nusa Tenggara Barat, juga sudah membuka diri. Kadispar NTB Lalu Faozal mengatakan, suasana di Lombok aman dan siap menerima wisatawan. Dalam hal ini, wisatawan yang kena cancellation di Bali, bisa terbang via Lombok.
“Kami sudah rapat, Senin 27 November 2017, industri perhotelan di Lombok siap dengan skema yang diminta Pak Menpar Arief Yahya, yang terkena dampak cancellation mendapatkan free akomodasi sehari, selebihnya 50 persen discount,” kata Lalu Faozal.
Lombok juga menyiapkan transportasi dari hotel, bandara, dan pelabuhan dengan gratis. Bahkan, Dispar Lombok bersama industri akan membawa wisatawan itu melihat dan menikmati beberapa destinasi yang sudah disiapkan di Lombok, agar tidak bosan menunggu flights.
Menpar Arief Yahya pun tidak ada henti-hentinya menyuarakan kepada para industri terkait untuk dapat memberikan layanan terbaik. Ketika semua pihak dapat bekerja sama dengan baik, atas nama Indonesia, maka semuanya tentu akan lebih mudah. Wisatawan justru akan mendapat pengalaman yang lebih berkesan.
“Sekali lagi, ini force majeur, permudah semua kebutuhan wisatawan. Layani yang terbaik, di saat mereka sangat membutuhkan. Itulah cara membangun loyalty customers,” jelas Arief Yahya.
Menpar meminta para wisatawan baik Nusantara maupun mancanegara bersabar. Kejadian alam, seperti erupsi gunung itu, secara teknis memang tidak mudah diprediksi.