Para juri ini independen. Beberapa kriteria penilaian mulai dari kualitas, daya tarik, dan keberlanjutan destinasi dalam industri pariwisata.
“Secara umum, kami puas dengan beragam prestasi di ITB Berlin ini. TNBB telah memenuhi berbagai aspek standard global. Masa depannya sangat bagus. TNBB ini juga sangat populer,” tegas Menteri asal Banyuwangi tersebut.
Sementara, Ketua Tim Percepatan Ecotourism Kemenpar, David Makes, menilai TNBB layak mendapat penghargaan.
“Potensi yang dimiliki TNBB ini memang sangat besar. TNBB sangat layak dapat awards ini. Status TNBB ini merupakan ekowisata sekaligus prototype bagi beberapa wilayah di sekelilingnya,” katanya.
TNBB adalah proyek percontohan program ekowisata sejak 6 Oktober 2016. Dasar hukumnya keputusan Kemenpar Nomor KM.66/HK.501/MP/2016. Penjabaran dari surat itu, proyek ekowisata dikembangkan menjadi klaster Bali dan Jawa Timur.
Perlu diketahui, lima taman nasional di sekitar TNBB adalah Baluran (Situbondo), Alas Purwo (Banyuwangi), Meru Betiri (Banyuwangi/Jember). Selain itu, ada juga Taman Wisata Alam Kawah Ijen (Banyuwangi dan Bondowoso).
Terakhir adalah TN Bromo Tengger-Semeru yang berada di wilayah Pasuruan, Malang, Lumajang, hingga Probolinggo. “Posisi Banyuwangi sebenarnya menciptakan cross selling antara Bali dan Jawa Timur. Secara khusus cross selling ini diwakili oleh dua kabupaten, yaitu Jembrana di Bali dan Banyuwangi,” tuturnya.