Dia mengatakan hal itu menjadi tak terelakkan karena pandemi Covid-19 telah membuat perilaku manusia yang baru (new normal). Di mana masyarakat jauh lebih peduli terhadap faktor-faktor kebersihan, kesehatan, dan keamanan termasuk untuk destinasi pariwisata.
Karena itu sudah sepatutnya dilakukan penyesuaian agar pascapandemi pariwisata menjadi sektor yang dapat pulih dengan cepat. Seperti yang diperkirakan Presiden Joko Widodo, sektor pariwisata akan booming setelah wabah berakhir.
"Gerakan CHS ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi dan industri pariwisata Indonesia usai Covid-19 sehingga mendorong peningkatan pergerakan dan kunjungan wisatawan di Indonesia, yang pada tahap awal pasti akan didominasi oleh wisatawan domestik," kata Ni Wayan Giri Adnyani di kantor Gubernur Bali.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Inspektur Utama - Baparekraf Restog Krisna Kusma, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kemenparekraf Rizki Handayani, Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Santosa Ungkari, Staf Khusus Bidang Keamanan Kemenparekraf Adi Deriyan Jayamarta, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, juga Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali, I Gde Pitana.
Secara umum, Giri menjelaskan, konsep CHS mengacu pada protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan konsep pembangunan kepariwisataan berkelanjutan serta secara spesifik mengimplementasikan Sapta Pesona yang merupakan jiwa pariwisata Indonesia.