Selain itu, jumlah wisatawan tentunya juga dibatasi dengan menggunakan konsep reservasi online sehingga jumlah wisatawan yang berkunjung dapat dikontrol dan tidak terjadi kerumunan dalam satu tempat wisata.
Jenis makanan yang dihidangkan untuk para wisatawan juga diutamakan adalah makan yang sehat atau pengolahannya lebih banyak dibakar, bukan digoreng.
Infrastruktur teknologi yang telah dipersiapkan tentunya tidak membuat upaya penerapan adaptasi kebiasaan baru di Banyuwangi menjadi mudah dilaksanakan.
Anas mengungkapkan, cukup sulit untuk membiasakan masyarakat menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan. Untuk itu pemerintah daerah setempat melakukan pelatihan kepada komunikasi pengelola wisata untuk dapat mengimplementasikan kebiasaan baru atau masyarakat Banyuwangi menyebutnya Kebiasaan Anyar.
"Tentu cukup berat dalam membiasakan masyarakat mengadaptasi kebiasaan baru atau kalau di Banyuwangi kami menyebutkan Kebiasaan Anyar. Namun kami berikan pelatihan kepada masyarakat dan komunitas dengan berbagai instrumen agar kebiasaan anyar ini dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.