Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya menambahkan, ITMP ini menjadi pekerjaan yang penuh tantangan. Lantaran melibatkan 18 K/L dan 2 provinsi. Kemenparekraf akan segera menerjemahkan untuk segera mengeksekusi dan bermain quick win agar bisa membangkitkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
“Kalau bicara ITMP Bangka Belitung, Likupang-Manado lebih ke diversifikasi produk. Semua produk nantinya akan menjadi sebuah revenue. Tapi tentu akan lebih mengarah yang lebih quality dan sustainable tourism,” ujarnya.
Nia juga menjelaskan, pasar wisatawan Tiongkok sangat besar. Perlu produk yang cukup bagus untuk dapat menarik wisatawan datang khususnya ke Likupang ataupun Bangka Belitung. ITMP ini nantinya akan menjadi dasar pembangunan infrastruktur dasar, penyediaan air, jalan, pelabuhan, serta pengembangan kepariwisataan yang terintegrasi.
“Tiongkok sendiri sesungguhnya kita belum tap in yang middle up class karena produk kita yang belum siap. Inilah salah satu cara untuk mencapai target yang high end,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga didampingi, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani; Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya; Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (MICE) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani; Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf Kurleni Ukar; Direktur Manajemen Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Ika Kusuma Permana Sari; dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.