Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang menilai program AKSI Perempuan membantu memperkuat fundamental bisnis para pelaku UMKM perempuan di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti.
“Saat ini UMKM perempuan merupakan penggerak strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Bahkan, mayoritas pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan dengan persentase sebesar 64,5 persen,” kata Teten.
Sementara itu, Co-Founder & Chief Executive Officer Tjufoo, TJ Tham, menyebut investasi dalam mengembangkan brand dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan bisnis dan menggali potensinya di tengah pasar domestik yang menjanjikan, dan inilah yang membuat brand aggregator dilirik investor.
Apalagi studi eConomy SEA 2022 memprediksi Indonesia, Vietnam, dan Filipina menjadi ‘titik panas’ investasi jangka panjang di tahun-tahun mendatang, di mana pendanaan ke Indonesia diproyeksi bertumbuh sebesar 73%.
TJ Tham menilai, ketiga bisnis terpilih memiliki potensi kuat untuk menguasai pasar lokal apabila mendapat dukungan yang tepat apalagi dengan peluang industri direct-to-consumer yang semakin masif.
“Sebagai brand aggregator yang fokus pada pasar Indonesia, Tjufoo berharap para womenpreneur terpilih dapat memanfaatkan peluang naik kelas melalui ekosistem dan jaringan kami yang growing. Berbagai kanal pemasaran secara online maupun offline tersedia dalam menjangkau konsumen, maupun jejaring yang dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya secara berkelanjutan,” katanya.