Penanaman bibit bakau merupakan inisiatif berkelanjutan dari Traveloka bertajuk #PahlawanPohon, dan bekerja sama dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia, Mangrove Nusantara (MATA), serta didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), hingga Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Bali.
Penanaman 40.000 bibit bakau ini dilakukan di area tanam seluas 12,5 hektare di Hutan Mangrove di Kecamatan Gerokgak.
Inisiatif ini sejalan dengan strategi jangka panjang rendah karbon dan ketahanan iklim yang ditargetkan pemerintah untuk tercapai pada 2050. Hasil penanaman bakau ini diharapkan mampu mengurangi hingga 4,45 juta kilogram emisi karbon dioksida (CO2).
Berdasarkan riset yang dirilis WRI tahun 2020, satu pohon bakau mampu menyerap 100 kilogram karbon dioksida (CO2). Jumlah ini setara emisi karbon yang dihasilkan dari 400 km perjalanan dengan mobil, 1.160 km perjalanan dengan motor, atau penggunaan pendingin ruangan (AC) selama 3 hari (72 jam).
Selain menjadi langkah efektif untuk menekan emisi karbon, penanaman bakau juga dapat mendorong pelestarian ekowisata dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan.
Tjok Bagus Pemayun, Kepala Dinas Pariwisata Bali, mengatakan, Kabupaten Buleleng merupakan salah satu kawasan hutan bakau yang menjadi cagar budaya alam di Pulau Bali. Ekosistem bakau tidak hanya dapat menyerap emisi karbon, namun juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, Hutan Mangrove di Kecamatan Gerokgak juga memiliki potensi ekowisata begitu besar yang diharapkan dapat mendorong pemulihan pariwisata Bali.
"Kami sangat mendukung inisiatif yang dilakukan Traveloka dan mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama memelihara ekosistem pariwisata kita," kata Tjok Bagus Pemayun.
Selain menanam bibit bakau, Traveloka juga turut memberdayakan masyarakat yang tinggal di sekitar Hutan Mangrove di Kecamatan Gerokgak untuk ikut serta dalam pemeliharaan (penyiangan, penyulaman, penjarangan) kelestarian bakau.