Tradisi yang semakin terlupakan ini menjadi simbol akan bentuk penghormatan kepada para leluhur dan menjadi penanda akan adanya kehidupan dan kematian.
Meliantha Muliawan merupakan wanita pertama yang meraih penghargaan UOB Painting of the Year di Indonesia.
Menurutnya, budaya Tionghoa yang diwariskan secara turun temurun kini semakin jarang dipraktikkan. Dalam karya seninya, dia menciptakan replika porselen dan menggunakan bahan yang menyerupai kertas, seolah mengembalikan benda-benda yang pernah dimiliki nenek moyangnya sebagai upaya melestarikan tradisi budaya.
"Karya seni saya terinspirasi oleh pecahan porselen Dinasti Ming abad ke-15 yang ditemukan di Laut Jawa dan saya terima dari seorang teman. Saya pribadi mempraktikkan tradisi pembakaran kertas joss ini sebagai upaya mengirim barang-barang material kepada kerabat saya yang telah meninggal dunia dengan harapan mereka akan mendapat manfaat dari kehidupan akhirat yang bahagia dan sejahtera," ujar Meliantha Muliawan.
Sebagai perupa profesional, dia berharap dapat memahami dan mengingatkan orang lain mengenai akar sejarah. Melalui seni, dapat mewariskan tradisi dan membantu melestarikan warisan budaya sebagai upaya untuk menghormati leluhur.
Sebagai pemenang utama kompetisi 2021 UOB Painting of the Year (Indonesia) ini, Meliantha Muliawan memeroleh hadiah uang tunai sebesar Rp250 juta. Karya seninya akan dikompetisikan dengan karya seni para pemenang dari Malaysia, Singapura dan Thailand dalam ajang UOB Southeast Asian Painting of the Year Award yang akan diumumkan secara daring pada 26 November 2021 di Singapura.
Karya Meliantha Muliawan telah berhasil memikat para juri yang terdiri dari ahli seni dan kurator ternama di Indonesia. Mereka adalah Agung Hujatnikajennong, kurator independen dan dosen Institut Teknologi Bandung, Natasha Sidharta, kolektor seni, dan Mella Jaarsma, perupa kontemporer dan pendiri Institut Seni dan Masyarakat Cemeti.