Wisatawan Nusantara Jadi Roda Penggerak
Selama dua tahun pemerintah beberapa kali memperketat pintu masuk internasional akibat pandemi Covid-19, wisatawan mancanegara yang melakukan perjalanan ke Indonesia pun berkurang drastis.
Bahkan, dari 17 juta wisatawan mancanegara yang melakukan kunjungan ke Indonesia pada 2019, hanya sekitar 1,6 juta juta wisatawan mancanegara yang melakukan kunjungan ke Indonesia selama Covid-19 berlangsung.
Akibatnya, jajaran pemerintah pun harus mencari cara untuk menarik minat wisatawan nusantara untuk melakukan perjalanan wisata, serta berkontribusi untuk membeli produk lokal dari sektor ekonomi kreatif (ekraf).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, selama ini wisatawan Nusantara bukanlah harapan bagi mereka yang menjadi pelaku wisata dan ekonomi kreatif. Akan tetapi, kini justru wisatawan nusantara yang menjadi roda penggerak di sektor parekraf.
"Selama ini wisatawan Nusantara bukan menjadi harapan bagi para pelaku wisata dan ekonomi kreatif, tapi sekarang wisatawan Nusantara yang justru menjadi lokomotif menjadi roda penggerak geliat sektof parekraf," kata Sandiaga.
Hal ini terbukti dari survei yang dilakukan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), occupancy rate di sektor hospitality tourism banyak ditopang oleh wisatawan Nusantara.
"Occupancy rate di PHRI banyak ditopang oleh wisatawan nusantara," ujar Sandiaga.
Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang 2021 pergerakan wisatawan Nusantara mengalami peningkatan sebesar 12 persen. Ini terjadi peningkatan di desa pariwisata juga sebesar 4 persen.
"Ini bernilai sebanyak 320 juta dolar AS dan sekarang kita melihat peningkatan PDB pariwisata meningkat cukup signifikan 37.4 persen, dibanding angka sebelumnya sekarang sudah mencapai 4,2 oersi di tahun 2021," tutur Sandiaga.