Mitos ini berkembang dari kisah seorang pasangan yang pernah mendaki tanjakan ini. Saat sang laki-laki sedang asyik berjalan sambil berfoto, pasangan perempuannya yang berjalan di belakangnya ternyata kelelahan dan tiba-tiba pingsan. Naasnya, perempuan tersebut jatuh terguling hingga akhirnya tewas.
Karena itu, banyak pendaki yang percaya pada mitos ini. Mendaki tanjakan ini juga bisa menguji ketahanan tubuh. Kemiringannya yang mencapai 45 derajat dapat menguras tenaga.
"Para pendaki gunung pasti akrab dengan tempat satu ini. Tanjakan Cinta merupakan jalan setapak menuju bukit, dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Letaknya tepat setelah Ranu Kumbolo menuju Oro-oro Ombo. Saat melewati Tanjakan Cinta, para pendaki dihimbau untuk tidak menoleh ke belakang. Kalau menoleh, konon kamu akan putus cinta. Foto dolan dari @zetsazaegha Tanjakan Cinta di Gunung Semeru, Jawa Timur," tulis Instagram @ayodolan, Jumat (15/11/2019).
Ranu Kumbolo adalah danau air tawar yang sering menjadi tempat transit bagi para pendaki Gunung Semeru. Terletak di ketinggian 2.400 mdpl, Ranu Kumbolo merupakan sumber air bersih bagi para pendaki. Dengan debit air yang berlimpah, danau ini menjadi tempat berkumpul pendaki untuk berkemah.
Ranu Kumbolo berlokasi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tepatnya di antara kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Untuk masuk ke kawasan ini, Anda cukup membayar Rp10.000 per orang dan Rp20.000 per tenda.
Ada dua alternatif untuk mencapai danau Ranu Kumbolo, pertama melalui Watu Rejeng dan Bukit Ayek-Ayek. Jika Anda tertarik untuk berkemah di sini, harus memakai jaket tebal. Sebab, saat malam hari, udara di Ranu Kumbolo bisa mencapai lima derajat Celsius. Bagaimana, tertarik menjelajahi Ranu Kumbolo?