Sementara, lantai panggung disusun dari bambu yang dibelah-belah membentuk bale. Semua material penyusun bangunan tidak ada yang menggunakan paku atau bahan logam karena memang zaman itu belum ada.
Untuk memperkuat hubungan antar tiang digunakan paku juga dari kayu sebagai pengikat. Secara teori struktur bangunan tempo dulu ini tahan akan goncangan gempa bumi karena elastisitas bangunan. Sementara, itu bagian kolong rumah dapat difungsikan sebagai tempat tinggal hewan peliharaan seperti ayam, bebek atau manila.
Lantas kamar mandi di mana? Dalam tradisi leluhur, kamar mandi rumah tempo dulu ditempatkan pada bagian belakang dan terpisah dari rumah. Kenapa? Cerita dari orang tua dahulu, selain karena lahan sekitar rumah masih cukup luas juga untuk memisahkan area basah dan MCK tempat sumber penyakit.
Bahkan untuk menentukan jarak kamar mandi dari rumah dilakukan dengan cara menggelindingkan tampah (sejenis nampan besar terbuat dari anyaman bambu) hingga jatuh di satu titik dan di sanalah sumur dan kamar mandi dibuat.
Kedua, blandongan atau dikenal pendopo dalam arsitektur Jawa. Blandongan merupakan bangunan terbuka tanpa dinding yang ditopang dengan beberapa tiang dari kayu dengan atap berbentuk limas yang memanjang dan beberapa kolom kayu yang menopang atap. Bahan penutup atap terbuat dari genteng tanah liat. Pada bagian lisplang (lis atap) dihiasi ornamen kayu model gigi belalang, sebagai ciri khas kebetawian.
Posisi blandongan berada di bagian depan rumah dengan posisi atap bertemu dengan atap bangunan utama di bagian bawah tempat pertemuan air hujan sebelum jatuh ke tanah.
Dalam tradisi masyarakat tempo dulu blandongan difungsikan sebagai teras rumah untuk menerima tamu. Selain itu dilengkapi bale atau balai panggung untuk tempat santai penghuni dan bercengkerama dengan tetangga.
Jika pemilik rumah memiliki bayi, blandongan bisa difungsikan tempat ayunan sambil orang tua melakukan aktivitas lain. Bisa juga kalau tempat membuat dodol menjelang hari raya atau tempat hajatan kala menikahkan anak.
Dengan kata lain, blandongan merupakan area publik dan serbaguna bagi sang pemilik rumah. Blandongan ini menjadi ciri khas rumah warga Betawi Ora yang tidak dimiliki rumah warga Betawi Kota maupun etnis Sunda