1. Diduga lebih tua dari Candi Borobudur
Belum didapatkan kepastian mengenai kapan Candi Mendut dibangun, namun J.G. de Casparis menduga, Candi Mendut dibangun oleh raja pertama dari wangsa Syailendra pada tahun 824 M. Berdasarkan temuan tulisan pendek (inskripsi) yang diduga berasal dari bagian atas pintu masuk, diperkirakan usia candi ini lebih tua dari Candi Borobudur atau paling tidak, seumuran dengan Candi Borobudur.
Menurut prasasti Karangtengah, Candi Borobudur dibangun pada 824 M oleh Raja Samaratungga ketika masa Wangsa Syailendra. Meski dibangun pada tahun yang sama, hingga saat ini belum ditemukan mana yang lebih dulu selesai dikerjakan.
2. Miliki pahatan bunga yang indah
Candi Mendut memiliki denah dasar berbentuk segi empat. Tinggi bangunan seluruhnya 26,40 M. Tubuh candi Buddha ini berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 M. Di permukaan batur terdapat selasar yang cukup lebar dan dilengkapi dengan langkan. Dinding kaki candi dihiasi dengan 31 panel yang memuat berbagai relief cerita, pahatan bunga dan sulur-suluran yang indah.
3. Penuh relief
Dinding dalam bilik penampil candi dihiasi dengan relief Kuwera atau Avataka dan relief Hariti. Relief Kuwera terpahat di dinding utara, relief Hariti terpahat di dinding selatan. Kuwera adalah seorang raksasa pemakan manusia yang bertobat setelah bertemu dengan Buddha. Dia berubah menjadi dewa kekayaan dan pelindung anak-anak. Kuwera mempunyai seorang istri bernama Hariti, yang semula adalah juga seorang raksasa pemakan manusia.
Sebagaimana halnya suaminya, Hariti bertobat setelah bertemu Buddha dan kemudian menjadi pelindung anak-anak. Relief Kuwera dan Hariti terdapat di banyak candi Buddha Tantrayana, seperti di Candi Sewu, Candi Banyuniba dan Candi Kalasan.