Di Dubai saat bulan Ramadan, anak-anak bernyanyi untuk mendapatkan permen yang dikenal dengan “Haq Al Laila” yang berlangsung pada 13, 14, dan 15 Ramadhan. Tradisi ini dimulai di Bahrain, di mana anak-anak berkeliaran di sekitar rumah-rumah penduduk dengan mengenakan pakaian cerah, mengumpulkan permen sambil menyanyikan lagu tradisional setempat. Nyanyian “Aatona Allah Yutikom, Bait Makkah Yudikum”, yang diterjemahkan dari bahasa Arab menjadi 'Berikan kepada kami dan Allah akan membalas Anda dan membantu Anda mengunjungi Rumah Allah di Makkah.'
Dari berbagai tradisi Ramadan di Indonesia, ada salah satu tradisi yang dinamakan dengan nama Padusan (mandi) adalah tradisi Indonesia di mana umat Islam melakukan berbagai ritual untuk 'membersihkan' diri pada hari sebelum Ramadhan. Wali Songo adalah misionaris pertama yang mengomunikasikan ajaran Islam melalui Jawa. Mereka diyakini sebagai orang pertama yang menyebarkan tradisi Padusan.
Selama Ramadhan, Nafar (orang yang bertanggung jawab untuk membangunkan sahur) akan berjalan di sekitar jalanan di Maroko mengenakan pakaian tradisional berupa gandora, sandal, dan topi, sambil membunyikan klaksonnya untuk membangunkan seluruh keluarga untuk sahur. Orang-orang memilih Nafar karena kejujuran dan empatinya. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-7 ketika seorang sahabat Nabi Muhammad berkeliaran di jalanan saat fajar dan menyanyikan doa-doa yang merdu.