Berdasarkan catatan sejarah, kelahiran bule lokal di Desa Lamno ini karena adanya campur tangan penjajah bangsa Eropa. Tepatnya pada abad ke-14 hingga 16, mereka datang ke wilayah pantai barat Aceh. Saat itu, tentara dan pelaut Portugis terdampar di daerah Kerajaan Daya (Aceh). Kerajaan Daya merupakan kerajaan yang terletak di wilayah Lamno, Aceh Jaya. Lamno kerap dikaitkan sebagai tempat perdagangan karena sering dikunjungi kapal-kapal dari Eropa. Tak heran apabila terjadi proses asimilasi dan banyak orang Eropa yang kemudian tinggal di sana bahkan menikah dengan perempuan setempat.
Ada dua versi yang menceritakan asal usul bule dari Lamno ini. Versi pertama menyebutkan jika keturunan bermata biru berasal dari penjajahan Portugis di Aceh pada awal abad ke 16 Masehi. Pada masa itu, Portugis datang ke Indonesia hingga masuk ke Aceh untuk mencari rempah-rempah. Versi kedua menjelaskan keturunan Bule Lamno bermula saat kapal perang Portugis terdampar di Aceh.
Raja Daya yang berkuasa pada masa itu, menangkap siapa saja yang masih hidup dari kapal dan memberikan ultimatum untuk memeluk agama Islam, namun jika menolak mereka dipersilahkan untuk kembali ke lautan. Sejak itulah, banyak orang Portugis yang menikah dengan penduduk setempat. Namun, sangat disayangkan banyak warga Desa Lamno yang meninggal pascabencana alam tsunami yang menerjang Aceh pada 2004 silam.