Warung milik ibu Warsini menjadi satu-satunya yang ada di area tersebut. Di sekitar warung tidak ada rumah penduduk. Hanya ada perkebunan pisang, dan lahan rumput-rumput hijau liar yang tumbuh subur.
Bangunan warungnya terbuka begitu saja. Hanya beberapa sisi yang menggunakan dinding papan dan tanpa daun pintu. Pembeli bisa menikmati makanannya dengan duduk lesehan, di tempat yang telah disediakan. Di depannya ada jalan setapak kecil, yang cukup berdebu saat musim kemarau.
Sedangkan persis di sebelah jalan, terdapat aliran sungai kecil yang bersih. "Bukanya jam 8 sampai sore, sekitar jam 4 atau 5 sore," kata ibu Warsini.
Dari warung lesehan ibu Warsini, pembeli disuguhkan pemandangan alam yang tenang dan asri. Pasalnya, pembeli bisa menikmati makanannya, sembari merasakan angin sepoi-sepoi dan gemericik air yang menenangkan dari dua sungai yang ada di sekitar warung bu Warsini. Pembeli yang datang diperkirakan hanyalah para petani yang memiliki lahan.