Kasus limbah hitam misterius di Pantai Krakal dan Pantai Slili, Gunungkidul itu memang belum terang benderang. Masyarakat masih tanda tanya dari mana limbah aspal itu bisa datang ke dua pantai kesayangan mereka.
Hanya saja berdasarkan beberapa catatan peristiwa yang terjadi di Tanah Air, hadirnya limbah aspal terjadi karena beberapa sebab. Meski masih diteliti, keberadaan limbah berwarna hitam pekat dan berbau solar itu ada kemiripan dengan limbah aspal yang sempat bikin masyarakat di Pesisir Barat, Lampung geram pada 2021.
Saat itu limbah berwarna hitam mencemari wilayah laut Pesisir Barat, Lampung. Sama seperti dengan di Pantai Krakal, limbah hitam yang ditemukan di laut Pesisir Barat itu bentuknya menggumpal dan berbau solar.
Limbah aspal ternyata mencari laut Pesisir Barat karena adanya kebocoran pipa dalam laut. Alhasil aspal keluar dan mencemari laut hingga ke pesisir pantai.
Fenomena yang hampir sama juga sempat terjadi di perairan Pulau Bintan. Laporan yang pernah dibuat Ocean Justice Initiative (IOJI) pada 30 April 2023 menyebutkan limbah aspal yang terjadi di perairan Pulau Nias, Sumatera Utara.
Hanya saja limbah aspal tersebut terjadi karena aspal yang tumpah ke laut. Diketahui kapal laut bernama MT AASHI dari Gabon mengalami kebocoran lambung hingga membuat kapal tersebut karam.
Kapal tersebut memuat aspal dengan volume muatan 3.595 metrik ton atau sekitar kurang lebih 3 juta liter. Karamnya kapal tersebut mengakibatkan insiden tumpahan aspal yang meluas sejauh 70 km ke arah utara Pulau Nias dari titik lokasi insiden. Saat itu butuh waktu lebih dari satu bulan agar perairan di Pulau Nias benar-benar bersih dari limbah aspal.